Jenis Anjing 45-55

45. Papillon
Papillon adalah ras anjing berukuran kecil yang berasal dari Perancis sejak abad ke-16. Dulunya, Papillon hanya dimiliki oleh kaum bangsawan seperti Marie Antoinette dan Madame Pompadour sebagai hewan hiasan atau dekoratif yang menarik perhatian. Anjing ini memiliki tinggi 20-28 cm dan berat 4-4,5 kg. Karakteristik fisik dari ras anjing ini adalah kaki lurus, tepi kelopak mata berwarna hitam, mata berwarna gelap, ekor panjang, tegak ke atas, dan melengkung. Warna bulu anjing ini sangat bervariasi dan terdiri dari berbagai macam kombinasi warna putih dengan warna lainnya, namun bagian sekitar mata dan telinga pasti tertutupi oleh bulu berwarna (selain putih). Pada bagian dada, kaki, dan ekor terdapat bulu yang lebih lebat dibandingkan bagian tubuh lainnya. Dalam sekali persalinan, anjing ini hanya mampu melahirkan 2-3 ekor anak anjing karena ukuran tubuhnya yang kecil.

46. Pekines
Pekines atau Anjing Peking adalah ras anjing berukuran relatif kecil yang berasal dari Dinasti Tang, Cina pada abad ke-8. Penelitian menggunakan DNA membuktikan bahwa anjing ini termasuk salah satu ras yang paling tua di dunia. Anjing ini dihormati sebagai lambang penyebaran agama Buddha dari Tibet ke Cina pada tahun 700 SM.

Sejarah

Pekines sering disebut sebagai anjing singa dan merupakan simbol keagaaman yang dianggap suci pada masa dinasti Han, Tang, Sung, dan Ming. Pada masa pemerintahan Dinasti Ming, popularitas pekines sempat menurun seiring dengan penurunan Buddhisme. Walaupun begitu, anjing ini tetap menjadi hewan peliharaan para kasim dan perempuan. Ketika Dinasti Ming dikalahkan oleh Suku Manchu pada abad ke-17, Buddhisme kembali meningkat dan anjing singa ini kembali dijadikan lambang keagamaan. Pada tahun 1860-an, Inggris menjarah istana kekaisaran Cina dan membawa beberapa anjing ini ke negaranya.

Deskripsi

Ciri-ciri fisik yang dimiliki Pekines adalah kepala lebar dan rata, mata lebar, moncong pendek dan lebar, serta daun telinga yang tampak menjuntai ke bawah. Anjing ini memiliki tinggi yang berkisar antara 30.4-45 cm, dan berat 3.6-4.5kg. Bagian leher dan kaki Pekines berukuran pendek dan tebal. Ekor terangkat tinggi dan melengkung ke belakang. Bulu bagian luar cukup panjang dengan tekstur kasar, sementara bulu bagian dalam halus dan tebal. Warna bulu anjing ini sangat bervariasi, bahkan kadang-kadang berwarna hitam. Warna bulu yang sering ditemukan pada Pekines adalah merah dan coklat kekuningan, sehingga mirip seperti singa. Pekines yang memiliki tanda putih di tengah dahi sangat disukai karena dikatakan merupakan salah satu tanda superior Buddha. Tanda lain pada bulu Pekines yang disukai adalah tanda bulu menyerupai ikat pinggang di tubuhnya yang mirip dengan ikat pinggang sebagian keluarga kerajaan.
Anak anjing Pekines terkenal suka bermain, namun apabila dewasa, anjing ini lebih tenang dan menyukai jalan. Pekines adalah tipe anjing pendamping yang berhati-hati. Untuk melatihnya, dibutuhkan konsistensi dan kesabaran karena anjing ini memiliki sifat keras kepala dan mandiri. Anjing ini tidak selalu dapat berdampingan dengan anak kecil dan tidak menyukai permainan kasar. Sifat lain dari Pekines adalah biasanya tidak cocok dengan anjing lain, namun kadang-kadang dapat hidup bersama kucing.

Informasi kesehatan

Masalah kesehatan yang rentan diderita anjing ini adalah sensitivitas terhadap bius (anestesi), kesulitan bernapas di udara panas dan lembab, serta masalah pada mata. Selain itu, Pekines mudah terserang flu dan menderita trichaiasis (bulu mata tumbuh ke arah bola mata). Pemberian makan yang terlalu banyak akan menyebabkan anjing ini mudah menderita kelebihan berat badan. Persalinan anjing ini juga sangat sulit dilakukan. Usia rata-rata pekines berkisar antara 10-12 tahun.

47. Pudel
Pudel adalah anjing dari kelompok non-sporting atau utility yang berasal dari Perancis. Ada beberapa jenis pudel, misalnya: pudel standar, miniatur dan mainan. Pudel-pudel yang terkenal adalah Georgette dari Oliver & Company, Cleo dari Clifford the Big Red Dog, Barbara Ann dari Good Boy! dan sebagainya. Pudel atau biasa dikenal sebagai Poodle, adalah anjing yag berbulu keriting. Anjing ini memiliki beberapa macam warna, seperti putih, coklat, dan hitam. Pudel biasa di pangkas rambutnya dan disisakan kakinya, atas kepalanya, Dekat lehernya dan juga bagian pinggangnya. Anjing pudel betina memiliki ekor yang pendek, sementara yang jantan memiliki ekor yang panjang.




48. Pug
Pug adalah anjing ras dengan wajah yang keriput dan tubuh berukuran sedang. Kata "pug" berasal dari bahasa Latin pugnus yang artinya kepalan tangan, seperti wajah pug yang kelihatan seperti kepalan tangan.

Asal usul

Pug dipelihara untuk menghibur kaisar-kaisar Tiongkok pada masa dinasti Shang (1776-1122 SM) di Tiongkok Timur, dengan dikenal dengan nama Lo-Chiang-Sze atau Foo. Kepopuleran pug menyebar sampai Tibet, terutama banyak dipelihara oleh para biksu, dan kemudian dibawa ke Jepang dan akhirnya Eropa.

49. Puli
Puli adalah ras anjing berukuran sedang yang berasal dari Hungaria dan dicirikan dengan bulu sangat lebat seperti "sapu". Puli jantan memiliki tinggi 40-44 cm dan berat 13-15 kg, sedangkan Puli betina memiliki tinggi 37-41 cm dan berat 10-13 kg. Warna bulu anjing ini bervariasi, mulai dari hitam, abu-abu, putih, dan hitam berkarat. Ada dua jenis bulu Puli, yaitu keriting dan kusut/kasar.

Sejarah

Nenek moyang anjing ini diduga berasal dari Asia Barat kemudian dibawa ke Eropa Timur. Keberadaan ras anjing ini sempat terancam saat terjadi Perang Dunia II. Puli dikenal sebagai anjing yang loyal dan membantu para penggembala Hungaria sejak dulu. Sebagian orang menduga bahwa anjing ini merupakan hasil persilangan dari Tibetan Terrier dan anjing penjaga dari Jerman serta Perancis. Walaupun dulunya anjing ini dimanfaatkan sebagai anjing penggembala, namun sekarang lebih banyak dimanfaatkan sebagai anjing penjaga, serta untuk menemani manusia.

Deskripsi

Beberapa ciri fisik dari Puli adalah ekor keriting terikat ke bagian belakang, mata berbentuk oval dan berwarna coklat tua, telinga berkuran sedang, serta bulu yang dapat mencapai permukaan tanah (pada Puli dewasa). Umumnya bulu anjing ini berwarna hitam, abu-abu, dan putih.
Puli adalah tipikal anjing keluarga yang aktif, ceria, dan loyal. Anjing ini memiliki intelegensi yang tinggi dan mudah dilatih. Oleh karena itu, anjing ini juga merupakan anjing pertunjukkan yang baik dan salah satu ras anjing yang mudah dilatih. Walaupun tidak termasuk anjing yang agresif, Puli dapat menggonggong dengan keras apabila merasa majikannya dalam bahaya. Puli tidak disarankan sebagai hewan peliharaan anak kecil yang dapat berbuat kasar terhadap anjing tersebut, kecuali bila anjing ini dirawat bersama anak kecil dari usia dini.

Perawatan

Anjing ini umumnya pandai berenang dan olahraga selama 30 menit per hari diperlukan untuk menjaga kesehatan anjing ini. Untuk merawat bulu Puli, tidak boleh digunakan sikat tetapi dapat dirapikan dengan tangan. Setelah memandikan Puli, bulu harus dikeringkan dengan pengering elektrik karena apabila hanya dibiarkan kering hanya dengan udara, diperlukan waktu hingga dua hari agar bulunya kering. Karena lamanya waktu pengeringan, Puli hanya dimandikan apabila diperlukan. Untuk perawatan lainnya, hal yang harus diperhatikan adalah menggunting kuku seminggu sekali dan memotong bulu di antara telapak kaki apabila sudah terlalu panjang. Beberapa penyakit yang rentan menyerang Puli adalah katarak (terutama pada anjing tua), displasia panggul, atrofi retina progresif. Masa hidup anjing ini diperkirakan berkisar antara 12 hingga 16 tahun.

50. Saluki
Saluki atau Greyhound Persia kemungkinan adalah jenis anjing piaraan yang paling awal di dunia. Saluki dikategorikan sebagai jenis anjing ras murni, kemungkinan dibiakkan manusia sejak 7000 tahun yang lalu. Temuan terbaru tentang asal mula Saluki adalah sebuah ukiran kuno yang ditemukan di Tepe Gawra, yang kini adalah Irak.
Saluki dikenal luas karena kecantikan, kecepatan dan ketahanannya. Sejarahnya Saluki mengembara bersama bangsa nomadik melintasi wilayah Timur Tengah, dari gurun Sahara ke Laut Kaspia. Hasilnya terdapat berbagai jenis sub-tipe Saluki, dari variasi warna dan kulitnya pada sepanjang daerah-daerah tersebut.

51. Samoyed
Samoyed adalah salah satu dari 14 anjing ras termurni di dunia. Bulunya tebal, berwarna putih, dengan wajah khas yang mirip dengan serigala. Bentuk tubuhnya tegak sempurna, dengan ekor yang melengkung ke arah punggungnya. Mata dan mulutnya dibingkai oleh garis warna hitam, menegaskan ekspresi wajah yang selalu ramah. Begitu ramahnya, anjing ini memiliki julukan anjing tersenyum.
Nama Samoyed diambil dari nama bangsa yang hidup di Siberia, yang salah satu sukunya Nenet membiakkan anjing ini untuk membantu kehidupan sehari-hari mereka. Tempat tinggal mereka yang dingin di Siberia tidak menjadi masalah berkat bulu yang sangat tebal.
Samoyed memegang peran yang vital dalam keluarga suku Nenet. Selain menggembalakan rusa kutub dan menarik kereta salju, Samoyed juga diandalkan menjaga anak-anak mereka. Di saat malam hari, Samoyed dijadikan kasur hidup yang hangat di dalam kemah suku yang nomaden ini.

52. Sealyham Terrier
Sealyham Terrier adalah salah satu ras anjing kecil yang berasal dari Wales sejak abad ke-19. Anjing ini dikembangkan oleh John Edwards dan dulunya digunakan untuk berburu musang, rubah, dan berang-berang. Tinggi maksimum anjing ini adalah 30 cm dan berat maksimumnya adalah 9 kg. Beberapa ciri fisik dari anjing ini adalah kepala panjang dan lebar, hidung berwarna hitam dengan lubang hidung besar, dan ekor terangkat ke atas. Warna bulu anjing ini umumnya putih dan kadang-kadang dihiasi dengan warna kuning seperti lemon, serta tanda coklat pada bagian kepala dan telinga. Penyakit yang rentan menyerang anjing ini adalah gloukoma, perkembangan retina abnormal, katarak, alergi pernapasan, alergi kulit, dan hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid).

53. Sharpei

Sharpei adalah jenis anjing yang hampir seluruh tekstur tubuhnya berbentuk keriput. Nama Sharpei sendiri berasal dari Tiongkok, yang menyebutnya Sha Pi (Hanzi: 沙皮) yang berarti "Kulit Pasir". Ketika masih bayi, Sharpei memiliki banyak sekali keriput. Tetapi menginjak usia dewasa, keriput mulai berkurang dan menjadi satu dengan kulitnya. Jenis ini tidak diakui oleh American Kennel Club sampai tahun 1991.


Sejarah
Jenis ras Sharpei berasal dari propinsi Guangzhou yang terkenal dengan anjing penjaganya. Diduga Sharpei sebelumnya diberi obat untuk bertarung, karena sifat dasarnya yang pemalas. Awalnya, kesetiaan Sharpei menjelaskan mengapa mereka berperan sebagai penjaga keluarga kerajaan di China. Anjing ini sangat ideal dalam bertahan; dengan telinga kecil dan mata "masuk" ke dalam, sulit bagi siapapun untuk mencengkeramnya. Andaipun berhasil, cengkeraman pada keriputnya memudahkan Sharpei untuk berputar dan menggigit balik. Sejak Mao Zedong berkuasa, ia menumpas semua yang berhubungan dengan kerajaan, termasuk anjing Sharpei hingga ras ini pernah tercatat dalam Guiness Book of World Records sebagai "anjing terlangka di dunia". Sejak itu, Sharpei menjadi populer di dunia sebagai anjing rumah yang baik, sebagai bukti bahwa ras ini sebenarnya merupakan anjing keluarga ketimbang anjing petarung.
Analisa DNA terbaru menunjukkan Sharpei adalah salah satu ras anjing tertua.

Penampilan

Walaupun ada berbagai jenis warna Sharpei, tetapi ras ini memiliki karakteristik yang sama dengan Chow Chow, yaitu lidah yang biru kehitaman. Pada bayi Sharpei, hampir seluruh tubuh termasuk kepala dan leher ditutupi lembaran kulit yang keriput. Pada Sharpei dewasa, keriputnya bersatu dengan kulit, sehingga keriputnya tinggal tersisa pada kepala dan leher. Cara memelihara yang salah dapat mengakibatkan Sharpei dewasa masih memiliki keriput yang meliputi seluruh tubuh. Dengan telinga yang kecil, bermoncong seperti kuda nil dan buntut yang tegak, Sharpei memang sangat unik.

Kesehatan

Masalah yang timbul dengan perawatan yang buruk adalah penyakit mata turunan,entropion , yang mengakibatkan kelopak mata terlipat masuk dan menyebabkan iritasi yang bisa menyebabkan kebutaan. Kasus ini dapat disembuhkan dengan operasi. Infeksi kulit (alergi) juga menjadi salah satu masalah pada jenis turunan yang jelek. Selain itu, ada juga penyakit demam Sharpei, yaitu demam yang berlangsung selama 24 jam kemudian menghilang. Dalam kasus lain, demam ini bisa berulang dan menjadi makin berat.

54. Shiba Inu
Shiba Inu (Anjing Shiba) adalah anjing asli Jepang yang sudah ada sejak zaman kuno. Shiba Inu merupakan anjing ras paling populer di Jepang. Tipe anjing berukuran sedang, tinggi badan jantan sekitar 38 cm hingga 41 cm, sedangkan tinggi badan betina sekitar 35 cm hingga 38 cm.
Shiba Inu merupakan salah satu dari 7 jenis anjing ras unggulan (sekarang hanya tinggal 6 jenis) yang ditunjuk sebagai pusaka nasional Jepang (tennen kinen butsu) sejak 16 Desember 1936. Di antara 6 jenis anjing ras unggulan, Shiba Inu merupakan satu-satunya tipe anjing berukuran badan sedang sehingga populer sebagai anjing peliharaan. Menurut data mutakhir Perkumpulan Pelestari Anjing Jepang, dari total 6 jenis anjing ras Jepang yang dipelihara sekitar 80% adalah Shiba Inu.

Ciri-ciri umum

Shiba Inu memiliki bulu berwarna cokelat kemerah-merahan, walaupun ada juga Shiba Inu dengan bulu berwarna hitam, dengan lapisan bulu sebelah dalam berwarna coklat muda hingga abu-abu. Bulu pendek terdiri dari dua lapis, lapis atas yang kasar dan lapis dalam yang tebal dan halus. Lapis dalam rontok dan digantikan bulu baru sebanyak dua hingga tiga kali setahun. Kuping berdiri dan ekor melengkung.

Asal-usul

Menurut catatan sejarah, profil Shiba Inu dimasukkan ke dalam majalah terbitan Perkumpulan Pelestari Anjing Jepang di awal zaman Showa. Dalam bahasa Jepang, shiba berarti kayu bakar (seperti dalam kata shiba kari, mengumpulkan kayu bakar). Kayu bakar diambil dari berbagai jenis semak-semak yang tumbuhnya tidak tinggi. Ada berbagai macam teori tentang asal-usul nama Shiba Inu, namun ada 3 teori yang paling dikenal. Teori pertama mengatakan anjing ini dinamakan Shiba Inu pintar menerobos semak-semak (shiba) sewaktu menemani berburu. Teori kedua, warna bulu yang cokelat kemerah-merahan bagaikan terbakar matahari dikatakan mirip warna ranting semak-semak kering (dari asal kata shiba aka atau merah semak-semak). Sementara itu, teori ketiga mengatakan ukuran tubuh anjing yang "kecil" (bahasa Jepang kuno untuk "kecil" adalah shiba). Teori lain mengatakan anjing ini berasal dari kampung Shiba di wilayah Shinshu


Sejarah
Hasil analisa DNA membuktikan bahwa Shiba Inu merupakan anjing ras yang "paling primitif" dan paling tua. Shiba Inu sejak dulu sudah dipakai untuk menemani berburu hewan-hewan kecil seperti kelinci dan burung pegar.
Sejak zaman kuno, Shiba Inu yang dipelihara di berbagai tempat di Pulau Honshu dikelompokkan berdasarkan daerah asal: Anjing Kawakami dari Shinshu, Anjing Hoshina, Anjing Togakushi, Anjing Mino Shiba dari Mino, Anjing Sekishu, dan Anjing Inaba dari wilayah San-in.
Shiba Inu yang dikenal sekarang merupakan hasil kawin silang Shiba Inu dari Shinshu dengan Shiba asal daerah San-in. Kawin silang dilakukan oleh program pelestarian anjing ras Jepang pada awal zaman Showa. Shiba Inu merupakan satu-satunya dari 7 jenis anjing ras pusaka nasional Jepang yang tidak lagi mencantumkan nama daerah tempat asal.
Sejak zaman Jomon, Shiba Inu sudah hidup berdampingan dengan manusia. Dari hasil penggalian di situs tumpukan kulit kerang asal zaman Jomon ditemukan lebih dari 200 kerangka anjing. Orang zaman Jomon mengintroduksi anjing ke Jepang untuk teman berburu. Anjing zaman Jomon jika meninggal kelihatannya dikuburkan secara baik-baik. Berdasarkan bukti tersebut diketahui bahwa orang Jepang sejak zaman Jomon tidak punya kebiasaan makan daging anjing. Anjing zaman Jomon bahkan dikuburkan di makam keluarga pemiliknya.
Berdasarkan kerangka hasil penggalian terlihat tubuh anjing berukuran kecil, bentuk stop (pertemuan moncong dan kening) yang mulus, serta gigi dan taring yang besar-besar. Diperkirakan, anjing Jepang periode awal yang dipelihara di zaman Jomon adalah anjing dari keluarga Shiba Inu.
Sebagian besar penggemar menuntut Shiba Inu yang memiliki ciri-ciri khas anjing zaman Jomon seperti bentuk tubuh yang berotot, riang dan lincah bergerak, sifat awas dan berhati-hati seperti anjing liar dan kepercayaan yang kuat terhadap majikan.

  • Tahan terhadap 4 kali perubahan cuaca di Jepang yang ekstrem, dingin membeku di musim dingin, suhu panas dengan kelembaban tinggi di musim panas, serta curah hujan yang tinggi.
  • Pada umumnya Shiba Inu cocok dijadikan anjing penjaga karena pintar dan berani, bersikap sangat awas, tidak mudah menjadi akrab apalagi jinak terhadap orang tidak dikenal, dan sangat setia terhadap majikan.
  • Shiba Inu sejak zaman dulu digunakan sebagai anjing teman berburu hewan kecil di daerah pegunungan, lembah dan kaki gunung, tapi sekarang hanya sebagai anjing peliharaan.
  • Shiba Inu ukuran kecil disebut Mame Shiba (Shiba kecil). Ukuran tubuh Mame Shiba lebih kecil dibandingkan Shiba Inu biasa. Mame Shiba cocok sebagai anjing peliharaan karena tetap mempertahankan sifat-sifat asli Shiba Inu. Walaupun demikian, Mame Shiba sering bersifat lebih bersahabat terhadap orang yang tidak dikenal. Selain itu, Mame Shiba hanya merupakan sebutan untuk Shiba Inu ukuran kecil dan bukan jenis anjing baru.

Penyakit

Penyakit yang sering diderita adalah katarak, displasia pinggul (HD), dislokasi tempurung lutut.

Budaya populer

  • Shiba Inu dijadikan salah satu anjing peliharaan dalam permainan simulasi memelihara anjing berjudul "Nintendogs". Permainan video ini dibuat Nintendo untuk perangkat game portabel Nintendo DS.
  • Shiba Inu dijadikan tokoh utama dalam serial animasi tentang tata krama dan budaya Jepang berjudul Shiba wanko no wa no kokoro yang ditayangkan NHK. Ceritanya diangkat dari buku bergambar berjudul sama karya Yoshie Kawaura.

 

Category: